Kamu Dalam aku [Satu]


— suara alam perasaanku tentang perasaanku kepadamu

내 사랑은 너로 시작해 너로 끝나 이 자리에 waiting for you. 💕💞💓💗💖 

Park Bom [박봄] — Kamu dalam aku [Adib RS]
Manusia adalah makhluk berperasaan, sehingga rasa bagi manusia menjadi landasan yang kuat. Ketika ada seseorang yang memiliki satu set badan lengkap tanpa dapat merasakan rasanya sendiri, apalagi rasa manusia lainnya, dia seakan robot. Walaupun memiliki kepintaran melebihi kepintaran para perancangnya, belum bisa memiliki rasa.

Segala benda maupun peristiwa yang memberikan manfaat pada rasa manusia pasti berguna bagi keberlangsungan keseharian ummat manusia. Rasa kasih sayang misalnya, sanggup membawa kita pada rasa sama hingga segala yang dilakukan memberikan kegembiraan. Sama-sama merasakan adanya kesamaan, kesetaraan, maupun keserupaan rasa antara dia sendiri dengan seluruh ciptaan Pelantan.

Rasa kasih sayang menahan kita untuk tak melakukan segala hal yang merisak rasa liyan. Rasa inilah yang dengan lemah lembut menghantam hingga sukma terdalam yang, ketika sudah tersentuh, bisa membikin segala rasa yang tertuang menjadi terkenang. Saling mengapresiasi kesamaan sekaligus menghormati ketidaksamaan berpadu dengan semangat untuk saling memuliakan dan melantan muruah liyan.

Rasa sama membuat manusia terikat dengan liyan dan lingkungan sehingga segala yang dilakoni tak merisak nurani. Kosok bali dari rasa beda yang merasa berbeda, baik rasa lebih tinggi maupun lebih rendah, dari liyan. Rasa beda rentan memantik gairah pertikaian maupun ketidakpedulian yang membuahkan perilaku meresahkan.

Tak jarang dalam beberapa pilihan manusia merasa memiliki satu kesamaan pilihan antara dirinya dengan manusia lainnya. Dalam keseharian yang penuh dengan pilihan, satu kesamaan merupakan satu titik temu jitu untuk menciptakan keharmonisan. Tak dimungkiri, dalam beberapa hal lainnya memang ada ragam macam ketidaksamaan. Jika ada satu titik yang mengharmoniskan untuk apa mempermasalahkan titik-titik lain yang menceraikan?

Sebagai makhluk berperasaan, berungkap rasa merupakan pementasan yang wajar dilakukan dalam keseharian. Entah ungkap rasa melalui gambar, rupa, nada, gerakan, tulisan, dsb. dst. termasuk bergeming. Ungkap rasa yang disertai rasa sama membuat manusia saling mengapresiasi dan menghormati setiap pilihan keseharian yang dijalani.

Segala ungkap rasa yang yang bisa menggembirakan rasa ataupun menjadi sarana melepas rasa lara menimbulkan kekaguman pada pengungkap rasa. Kekaguman membikin manusia yang dikagumi mewujud sebagai panutan. Semua orang tentu memiliki panutan. Mulai orangtuanya, keluarga, tetangga, sahabat, guru, teman, hingga sosok lainnya termasuk sosok yang dikenal sebagai public figure.

Panutan, baik seorangan atau sekerumunan, memberi semangat terhadap langkah yang dijalani dalam melakoni keseharian. Panutan memiliki peran psikis, yang dapat memengaruhi pandangan (cara, sudut, dan jarak) terhadap sesuatu bahkan bisa memengaruhi seseorang sepenuhnya.

Seorang panutan biasanya menjelma sebagai sosok agung bagi pengagumnya. Sosok yang memiliki daya dorong luar biasa hingga sanggup membawa batin pengagumnya larut terhadap beberapa perkara. Saking hanyut batin itu sampai pementasan perilaku keseharian tak bisa dirunut dengan nalar biasa.

Setiap manusia layak menjadi panutan. Entah manusia tersebut dipandang sebagai sosok besar karena banyak orang juga mengaguminya atau dipandang sebagai sosok kecil karena sedikit orang yang mengenalnya. Sepanjang orang menampilkan kesungguhan dalam menjalani keseharian, pasti ada orang yang menjadikannya sebagai panutan, meski diam-diam.

Salah satu sosok yang menjadi panutan tersebut adalah Park Bom [박봄]. Sosok yang menggelinjang sebagai penghibur ini dikenal lebih luas setelah melakukan debut bersama 2NE1, 27 Maret 2009 silam. Keberhasilan 2NE1 menghentak khalayak sejak pertama menyapa menjadi jalan tingkat keterkenalan nama Bom meningkat pesat.

Sebelum melakoni debut kariernya bersama 2NE1, Bom tinggal di Amerika Serikat dalam rentang waktu yang panjang. Dia berada di Amerika Serikat untuk melanjutkan sekolahnya di Gould Academy, Bethel, Maine, USA. Saat menjadi pelajar di sini, dia sempat bermimpi menjadi seorang pemain sepak bola.

Bom juga mulai tenggelam dalam menikmati langgam dengan banyak mengisi waktunya ditemani lantunan suara kuat Mariah Carey. Hasrat kuat masih menggeliat saat menjalani masa belajar formalnya di program studi Psychology di Lesley University, Cambridge, Massachusetts, USA.

Hasrat menggeliat tersebut mendadak sirna sesaat setelah tragedi menimpa salah seorang sahabat intimnya. Kesempatan menyaksikan laga sepak bola yang melibatkan sahabat intim tersebut yang disambut bahagia justru berakhir duka.

Dalam laga tersebut, sahabat intim Bom menemui ajalnya. Hal ini membuat Bom sangat terkejut dan mengalami kesedihan mendalam. Hal ini pula yang membuatnya ‘banting impian’ untuk menjadi pelanggam.

Suasana duka yang terus menyelimuti keseharian Bom membuatnya berada dalam masa-masa diselimuti kabut jiwa. Bom bahkan harus menjalani psikoterapi dan pengobatan psikologis pada saat yang sama.

Agak ironis memang, lantaran dia justru kuliah pada program studi psikologi. Lebih ironis lagi, pengobatan psikologis tersebut belakangan menjadi semacam bumerang di kemudian hari serupa seperti dialami Maria Yuryevna Sharapova [Мари́я Ю́рьевна Шара́пова], sesama manusia Aries.

Segala peristiwa dan suasana memiliki beragam rasa, paling tidak memiliki dua rasa yang sangat jauh berbeda. Bersamaan dengan suasana duka yang dirasa, Bom merasakan gairah tak biasa muncul dalam benaknya.

Di balik peristiwa yang mendadak membuat Bom tak lagi terampil bermain sepak bola, keterampilan melanggam pun justru semakin mudah dielaborasinya. Hasrat kuat untuk menjadi pelanggam pun mulai merasuk jiwa.
Park Bom [박봄] — Kamu dalam aku [Adib RS]

Serupa dengan hal tersebut, hasrat kuat menjadi pelanggam pun tak mutlak segera memberikan kebahagiaan baginya. Hasrat kuat ini sempat dia sampaikan pada orangtua yang sayangnya tak mengijinkannya untuk berkarier di ranah musik. Padahal saudara kandung Bom, Park Go-eun [박고운], pun sudah menekuni ranah musik sejak masih berusia sembilan tahun.

Berbekal gairah tak biasa dan rasa trauma yang masih ada, Bom diam-diam pindah kuliah ke Berklee College of Music, Boston, Massachusetts, USA, untuk mengelaborasi hasratnya seputar musik.

Bom sebenarnya diam-diam pindah ke perguruan tinggi ini tanpa sepengetahuan orangtua, walakin sang bibi memberikan dorongan penuh pada pecandu jagung ini. Selepas menjalani belajarnya di Berklee College of Music, Bom memilih kembali ke tanah kelahirannya, Korea Selatan, untuk menekuni karier sebagai musikus dari sana.

Bom memilih YG Entertainment sebagai agensi yang kelak menaunginya. Hanya saja, bakat hebat berpadu hasrat kuat belum cukup bagi Bom untuk diterima agensi yang dipimpin oleh Yang Hyun-suk [양현석] ini. Penolakan harus rela didapat olehnya saat mengikuti audisi tahun 2003 & 2004.

Penolakan tak menghentikan langkahnya dengan kembali mengikuti audisi untuk kali ketiga. Gairah tak biasa diberikan oleh Bom sejak berhasil mengukuhkan dirinya menjadi peringkat pertama dari ribuan peserta. Alhasil, dia pun berhasil membuka secercah harapan untuk mewujudkan impian berkarier di industri hiburan sejak 2005.

Bom diberi anugerah suara indah. Anugerah ini terus diasah dengan kegemarannya dalam berlanggam. Anugerah yang terus diasah menemukan jalan setelah dia bergabung dengan YG Entertainment yang memberikan kesempatan padanya untuk unjuk kebolehan dalam berlanggam. Bahkan belakangan Bom merasakan sentuhan YG Entertainment yang turut membantu dan memberikan dukungan padanya pada masa-masa kelam.

Mulanya Bom hendak diperkenalkan sebagai brand solo. Namun hal ini urung dilakukan setelah agensi memutuskan Bom masuk sebagai punggawa 2NE1. Dalam kelompok ini, Bom didapuk sebagai lead vocalist, yang kini berpadu dengan Lee Chae-rin [이채린] (CL) Park Sandara [박산다라] (Dara), dan Gong Min-ji (민지) [Minzy].

Meski begitu, Bom mendapat kesempatan untuk tampil seorangan sesudah berpeluh menyelesaikan serentetan pekerjaan mempromosikan brand 2NE1. Kesempatan ini diwujudkan dengan merilis You and I dan Don’t Cry. Melalui dua langgam ini, Bom sanggup keluar dari bayang-bayang tanpa membayangi brand 2NE1.

Bom sempat tampil bertandem dengan pelanggam lainnya beberapa bulan sebelum 2NE1 kembali merilis album penuh Crush. Dia urun suara dengan Lee Ha-yi [이하이] (Lee Hi) dalam melantunkan All I Want for Christmas is You milik Mariah Carey.

Bom memang sangat menggandrungi Carey. Berkesempatan melantunkan secara resmi karya panutan adalah satu peristiwa yang layak dikenang. Terlebih Bom dan Hi tak melantunkan persis seperti versi Carey.

Aransir ulang yang dilakukan membikin keduanya bisa saling melengkapi tanpa saling membayangi. Langgam yang mulanya bernuansa ceria dalam kebersamaan berubah dengan memiliki suasana rindu dalam kesendirian.

Ketika dilantunkan Carey, terdapat rasa bahwa perayaan yang identik dengan peristiwa keagamaan bisa dilakukan dengan penuh kegembiraan. Sementara ketika dilantunkan duet puan Aries dan Libra, terdapat semangat dalam menjadikan momentum sakral tetaplah sakral.

Pesona Bom membuatnya mendapatkan ketenaran istimewa. Walau demikian, hal ini tak lantas membuatnya melupakan kebersamaan keluarga dan sahabatnya. Dia tetap melantan ikatan dengan liyan serta memiliki kebiasaan mengabadikan segala peristiwa bermakna baginya.

Bom rajin menyambangi orang-orang yang memiliki ikatan batin dengannya. Bahkan saat orang tersebut sudah berpindah alam, dia rajin menyambangi ke makam. Pesona yang membuatnya digemari, dicintai, bahkan digilai tetap disertai sikap rendah hati.

Pujian dan sanjungan tak membuatnya melayang sepertihalnya hinaan dan cacian tak membuatnya mati. Bom hanya berusaha mementaskan kesehariannya selaras dengan nurani. Pementasan yang ada kalanya dipuji serta ada saatnya dicaci ini hanyalah sebagai usahanya agar dirinya tak dianggap beda dengan bersikap manusiawi.

Bom memahami, sebagai seorang penghibur yang memiliki penggemar, segala hal terkait dirinya menjadi sorotan. Walakin dia acuh saja tak berusaha menjaga jarak dengan lingkungan. Bom juga mengerti, dia hanyalah sosok berperasaan dengan penampilan menawan yang membaur dalam lingkungan seperti manusia lainnya.

Tak ada yang istimewa dari seorang Park Bom. Meski begitu, Bom tak salah mendapat semat sebagai seorang panutan. Bukankah salah satu perkara yang membuat persembahan dari surga Muhammad shallallahu’alaihiwasallam menjadi panutan terkeren adalah karena dirinya mementaskan keseharian sepertihalnya manusia biasa?

Perjalanan Bom merupakan satu sisi tersendiri yang layak dikagumi. Perjalanan yang tak melulu disertai sikap sok beda dengan melawan arus. Kadang dia woles saja mengikuti arus. Dia hanya mengikuti nurani, yang ada kalanya tampak mengikuti arus, bisa juga melawan arus, atau membuka arus baru.

Puan kelahiran 24 Maret 1984 ini hanya mengikuti nurani tanpa ada pencapaian yang dicari. Dia mentas tanpa mencari pencapaian namun tak lelah berjuang. Di-reken sukses atau tidak dalam pencapaian bukan urusan. Kesukesannya adalah tak lelah mengayuh secara terus-menerus.
Park Bom [박봄] — Kamu dalam aku [Adib RS]

Mengayuh... mengayuh... mengayuh perjalanan... saling mengapresiasi kesamaan dan menghormati ketidaksamaan... “You say God give me a choice...” seperti lantun Queen dalam Bicycle Race.

Bom tak lelah terus mengayuh perjalanan untuk menciptakan sejarah baru. Penciptaan sejarah yang ditata sedemikian ciamik serta diperindah sedemikian apik. Sebagai pencipta sejarah baru [الخالق], Bom memiliki keagungan laku [المتكبر]. Keagungan bukan untuk menyombongkan diri pada liyan melainkan keagungan untuk mengatasi masalah yang pasti selalu muncul.

Keagungan laku yang membuat dirinya tumbuh sebagai sosok agung tanpa pernah mendung.  Setiap masalah yang muncul berhasil diatasi. Semua masalah ada solusinya meski semua solusi itu ada masalahnya juga. Keberhasilan mengatasi ragam macam permasalahan yang membuat nama Bom dengan gagah [الجبار] berada dalam jiwa pengagumnya.

Pilar-pilar ketertaan berhasil dibangun dengan malar oleh keperkasaan [العزيز] puan ini. Sebagai penata, Bom juga sekaligus terlibat sebagai pengatur [المهيمن]. Pengaturan tatanan yang membuat dirinya mempunyai antisipasi dalam setiap ketidakstabilan yang dialami hingga tetap woles saat badai dihadapi.

Bom memiliki kelihaian memahami segala kondisi yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui [عالم الغيب والشهادة]. Pemahaman yang menumbuhkan jiwanya sebagai pengasih [الرحمن] dan penyayang [الرحيم]. Kasih-sayang yang ditumpahruahkannya tanpa pilih kasih hingga terjalin ikatan dengan lingkungan.

Ikatan yang membuat Bom mendapat semat sebagai queen [الملك] tanpa pernah meminta dengan penuturan kata-kata. Bom menjelma sebagai sosok yang menjalankan sesuatu seperti seharusnya tanpa dilandasi kecenderungan maupun kepentingan yang melawan nurani liyan [القدوس].

Penjelmaan yang membuatnya mudah menjadi penebar keselamatan [السلام] hingga sanggup menjadi pembangun kepercayaan [المؤمن]. Kepercayaan yang membuat bangunan angan Bom menjadi teratur hingga bisa pulas tidur. “Makan enak dan tidur nyenyak”, alihbahasa dari “mangan enak turu kepenak”. Satu prinsip yang diajarkan oleh para leluhur bangsa Jawa.

Park Bom menjalani keseharian seperti Ali bin Abi Thalib [علي بن أﺑﻲ طالب] dan A'ishah bint Abi Bakr [عائِشة بنت أبي بكر]. Mereka sama-sama menjadi sosok yang sangat dicintai oleh sekerumunan dan begitu dibenci oleh sekerumunan lain.

Sebagai sosok yang dipuja sedemikian rupa oleh sebagian orang [عين الرضا عن كل عيب كليلة] serta dinista sedemikian rupa oleh selainnya [عين السخط تبدي المساويا], Bom sanggup membikin manusia saling menyapa satu sama lain lantaran sama-sama merasa sama sebagai manusia.

Rekam jejak yang patut diapresiasi. Saling menyapa adalah satu cara jitu untuk merawat titik temu antar sesama. Seperti diungkapkan nama besar sebelum Bom, Master Mister Immortal Commander Muhammad [محمد] shallallahu'alaihiwasallam sang kirana pemula semesta, bahwa menyapa adalah senjata manusia beriman [الدعاء سلاح المؤمن]. Satu pernyataan yang diabadikan oleh Madonna Louise Veronica Ciccone melalui Like a Prayer.

Saling menyapa membuat manusia bisa mulai terlibat obrolan. Entah obrolan yang dianggap serius maupun yang dipandang picisan. Obrolan apapun bisa ikut serta memperkaya ketika pandangan selaras serta memberi warna lain tersendiri saat pandangan berbeda maupun saling berlawanan. Terlibat obrolan merupakan salah satu cara untuk tak mem-‘benda’-kan akal.

Sang Pencipta menganugerahkan akal pada manusia bukan hanya sebagai property belaka melainkan untuk di-‘pekerja’-kan terus menerus. Wajar jika akal tak sekalipun muncul sebagai kata benda [اسم] di dalam al-Quran namun berulang kali muncul dalam bentuk kata kerja [فعل].

Wajar juga jika perintah belajar dan membangun lingkungan dituturkan dalam bentuk kata kerja present dan future [الفعل المضارع], bukan kata kerja past [الفعل الماضي].

وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ ۞ [القرآن الكريم سورة التوبة : ١٢٢]

Agar tak mangkrak di situ melulu. Supaya bisa terus bertumbuhkembang sebagai al-insan [الإنسان], al-basyar [البشر], dan an-naas [الناس] sekaligus. Basyar, insan,  dan naas merupakan tiga kata serupa dengan perbedaan kaitan ketika dituturkan dalam al-Quran.

Basyar dan insan merujuk pada manusia secara personal. Bedanya kalau basyar melihat sisi kasat mata sedangkan insan melihat sisi tak kasat mata. Sementara naas merujuk pada manusia secara komunal.

Bom terus menerus mementaskan kesungguhan untuk bisa menjadi manusia seutuhnya. Dia mengelaborasi perasaannya agar kehadirannya memberi rasa gembira (insan). Dia juga peduli merawat kepantasan penampilan badan (basyar). Semua ini dilakukannya dengan kesadaran bahwa sebagai personal dirinya adalah bagian dari komunal (naas).

Kesungguhan untuk bisa menjadi manusia seutuhnya juga dilakukan dengan menumbuhkembangkan kepribadian femininine dan masculinine. Kepribadian masculinine yang dipentaskannya dengan perilaku fearless selaras dengan perilaku kenes pementasan kepribadian femininine yang dimiliki.

Dua sisi berlawanan yang ada dalam setiap manusia ini sanggup dipadukan sekaligus dengan bagus oleh Bom. Kesanggupan memadukan dua sisi berlawanan membentuk dirinya menjadi sosok queen, bukan hanya mistress atau goddes saja.
Park Bom [박봄] — Kamu dalam aku [Adib RS]

Kesungguhan melakoni keseharian dengan mementaskan laku seperti itu membuat Bom tak salah mendapat semat sebagai manusia paripurna. Manusia yang petuahnya pantas di-gugu (memotivasi) dan rekam jejaknya layak di-tiru (menginspirasi).

Ketika Bom mapan berdiri di hadapan popularitas, dirinya tetap berusaha untuk bisa menjadi panutan yang laras. Seorang panutan yang tak hendak menjadikan popularitas sebagai Tuhan. Seorang Panutan yang terus menjadi guru bagi pengagumnya di seluruh penjuru.

Pengagum Bom merupakan murid-nya, ialah manusia yang berkehendak terhadap segala yang dipentaskannya. Berkehendak untuk menirunya maupun mengacuhkan dirinya yang tak pernah lelah mengayuh perjalanan.

Perjalanan Bom sanggup menginspirasi dan memotivasi untuk selalu berserah pada Allah [الإسلام]. Salah satu wujud keberserahan adalah selalu rela dengan takdir terburuk dari Allah.

Kerelaan pada takdir terburuk dari Allah merupakan upaya menghindari amarah dan tak kabur dari rasa  syukur. Pasalnya amarah cenderung menggiring mata untuk memandang segala yang nista.

Segala peristiwa yang dialami harus rela diterima. Segala peristiwa yang dialami merupakan wujud kekuasaan Ilah [إله‎‎] dan kasihsayang Rabbi [رب‎‎]. Ilah dan Rabbi adalah dua kata serupa yang berbeda penekanannya.

Ketika berkaitan dengan Ilah, penekanannya terletak pada sisi masculinine. Sementara ketika berkaitan dengan Rabbi, letak penekanan pada sisi femininine. Wajar jika Rabbi tampak seperti seorang yang sedang menimang bayi sedangkan Ilah seperti seorang yang berdiri tegak ketika dituliskan dalam bahasa al-Quran.

Dengan terus berserah pada Allah, manusia mampu mengendalikan diri bebas dari segala ungkap rasa yang dialamatkan padanya. Tak melayang dengan pujian sebagai bentuk ungkap rasa cinta serta tak tumbang oleh cacian yang merupakan bentuk ungkap rasa benci. Sehingga mampu menjalani keseharian biasa saja menuju Allah (Jawa: ngalah).

Manusia diciptakan dari Allah dan menuju (Jawa: ngo) ke Allah (Jawa: Alah). Bukan kembali karena kembali tak dimungkinkan secara waktu. Dalam waktu, pergerakan tak bisa dilakukan mundur namun terus maju. Karena posisi awal dan akhirnya sama, maka tidak terjadi perpindahan. Tidak terjadi perpindahan bukan berarti tidak menempuh perjalanan.

Pandangan fisika menuturkan bahwa jarak tempuh sejauh apapun ketika posisi akhir sama dengan posisi awalnya, dapat disebut tidak terjadi perpindahan. Seluruh ciptaan Ilahi-Rabbi tak bisa lepas atas pola mengikuti serta berada dalam batas kelangsungan ‘dari’ ke ‘menuju’ dan berpuncak membentuk lingkaran [إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ].

Entah lingkaran itu tersusun atas lurusan-lurusan atau lurusan-lurusan yang membentuk lingkaran, tak jelas. Sama tak jelasnya dengan segala peristiwa yang dialami. Tak jelas peristiwa itu memberi rasa suka atau duka karena ukuran suka dan duka tergantung suasana yang sedang dirasa. Yang jelas, segala peristiwa harus rela diterima.

Dengan rela menerima segala penataan pagelaran Pelantan [رَاضِيَةً], sembah rasa cinta pada Ilahi-Rabbi bisa terus menggelora. Gelora sembah rasa yang membuat manusia tak lelah menyapa Allah agar dianugerahi setitik Cinta dari-Nya [مَرْضِيَّةً].

Setitik Cinta yang bisa menjadikan makhluk berperasaan berjumpa Pencipta dengan sapaan mesra:

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي ۞ [القرآن الكريم سورة الفجر : ٢٧ - ٣١]

Sapaan mesra yang membuat surga dan neraka tak lagi menjadi perkara penting. Sebab yang paling penting adalah berada dalam keadaan sepenuhnya terserap ‘hilang’ menjadi bagian Kirana, ‘satu perkara’ yang tak memiliki massa dan usia.

Kirana menjadi ‘satu perkara’ yang memperlihatkan batas keberlakuan ilmu fisika. Pandangan fisika menuturkan bahwa segala yang ada di semesta ini lambat laun akan hancur, sedangkan Kirana selalu ada.

Satu-satunya cara semesta agar tidak hancur hanyalah manunggal dengan Kirana, yang dituturkan bahwa:

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ۞ [القرآن الكريم سورة النّور : ٣٥]

Park Bom tetaplah Park Bom, yang terus melangkah tanpa bisa dituturkan melalui kata dan aksara sepenuhnya. Karena wanita memang sulit dimengerti.

Park Bom [박봄] — Kamu dalam aku [Adib RS]
Jakarta Timur

26 November 2016

Sabtu yang sama persis saat Park Bom lahir

J.Sb.kl.250250.38.261116.23:03