— Ratu, Kirana Satu Hati Restoe Boemi Maia-Dhani
Lahirnya Ratu menjadi semacam perpaduan penataan Ilahi-Rabbi. Pasalnya, tiga pemeran utama dibalik lahirnya Ratu
dipertemukan begitu saja tanpa pernah diharap dan disangka, yang nyatanya
sedang memiliki grenengan sama. Ahmad
Dhani Prasetyo, melihat ada peluang untuk mengorbitkan Maia Estianty yang saat
itu masih menjadi istrinya untuk berkarir sendiri. Sementara rekan Maia ketika
pertama kali membentuk Ratu, Pinkan Ratnasari Mambo, juga memiliki hasrat kuat
untuk bisa menjadi penyanyi. Klop.
Maia,
Bertalenta Sejak Dalam Kandungan
Maia Estianty merupakan anak kelima dari pasangan suami-istri Harjono Sigit
dan Kusthini. Ia dilahirkan di Surabaya, 27 Januari 1976. Maia masih memiliki
hubungan darah dengan sosok penting Nusantara, yaitu cicit dari Oemar Said
Tjokroaminoto.
Sejak masih anak-anak, Maia sudah menampakkan kepribadian maskulinnya. Dia sangat galak dan tak takut berkelahi dengan orang lain. Seperti pernah Maia ungkapkan, ketika menjadi siswa di SD Katholik Yohanes Gabriel Surabaya, dia pernah memukul temannya dengan benda keras hingga temannya tersebut
mengucurkan darah deras. Emosi Maia
tersulut saat itu lantaran muruah sahabat intimnya dipandang rendah.
Walau nakal, Maia juga juga termasuk anak yang pintar. Dia sudah mulai menekuni musik sejak masih SD. Piano menjadi instrumen musik
yang digandrunginya. Sejak masih
SD pula Maia sudah menunjukkan kepribadian
sebagai pemimpin. Maia adalah pemimpin marching
band di sekolahnya, yang mampu dia pimpin
hingga berhasil merengkuh gelar juara tingkat nasional dalam satu kejuaraan.
Memasuki masa SMP, Maia mulai merambah ranah modeling. Dia rajin mengikuti kompetisi modeling untuk remaja. Hingga akhirnya Maia
berhasil menahbiskan diri sebagai juara dalam ajang modeling remaja yang
diselenggarakan Yess. Keberhasilan
ini memberikan kesempatan padanya untuk menerima tawaran menjadi model.
Selain melebarkan sayap ke ranah modeling, dia juga mulai bekerja paruh-waktu di sebuah stasiun radio dan belajar cara
menjadi DJ (disc jockey). Pada saat milad-nya tahun 1989, Maia diperkenalkan kepada Dhani oleh temannya. Sebelum bertemu Maia,
Dhani juga sudah lama menekuni piano. Kesamaan ini membikin keduanya berkarya
bersama, dengan menulis lirik lagu dan mengompos musik menggunakan piano.
Walau ketika SMA,
Maia sempat berpacaran dengan orang lain sebelum Dhani, hubungan pacaran Maia saat itu tak bertahan lama dan dia pun akhirnya jatuh ke dalam pelukan Dhani. Kegiatan pacaran Maia turut
berpengaruh terhadap prestasinya di sekolah. Nilai-nilainya turun drastis
sesudah dia mulai pacaran. Walau
demikian, Maia berhasil menorehkan prestasi sebagai DJ terbaik se-Jawa dan Bali
pada tahun 1993.
Prestasi di sekolah yang berantakan membuatnya sempat bersitengang dengan
sang ayah. Ayahnya yang bekerja sebagai dosen ITS memberikan lampu merah pada
hubungan intim Maia dan Dhani. Selain itu, orangtua juga tak mendukung Maia
yang mulai tekun bekerja ketimbang ‘belajar’.
Maia memang sudah mulai menjadi pendukung vokal Dewa 19, bandnya Dhany,
saat usianya masih 18 tahun. Hanya saja orangtua Maia ingin anaknya kuliah dan
menunda bekerja dulu. Setelah melalui serangkaian perdebatan, akhirnya mereka
menemukan jalan keluarnya. Hubungan Maia dengan Dhani direstui, Maia masih
tetap melanjutkan kuliah sambil bekerja.
Selepas lulus SMA, Maia melanjutkan sekolahnya ke Universitas Indonesia.
Mulanya dia mendaftar di program studi
Sastra Belanda, namun kemudian salto ke program studi Komunikasi. Hubungan
dengan Dhani pun berhasil dilegalkan setelah keduanya menikah beberapa saat
kemudian, sesudah Dewa 19 tegap menancap di puncak Terbaik-Terbaik.
Sama-Sama
Bekerja
Maia dan Dhani adalah perpaduan dua orang yang sama-sama berkepribadian
kuat dan pekerja keras. Selain menjadi ibu rumah tangga, Maia juga membantu
suaminya saat itu dengan ikut serta memperkuat Dewa 19. Sementara Dhani, terus
mewujudkan ambisinya di ranah musik. Selain menjadi leader dan playmaker di
Dewa 19, Dhani juga menjadi produser grup band paling disayanginya ini. Mulai dari memproduseri Dewa 19, hingga mengorbitkan nama-nama baru: Ahmad Band, yang dibentuk saat Dewa 19
dirisak kuldesak; bertandem dengan tulang punggung Dewa 19, Andra Ramadhan;
serta mengorbitkan Reza Artamevia.
Melihat kenyataan dirinya bisa mengorbikan Reza, timbul rasa ketaktulusan
dari Dhani. Gara-gara melihat Reza yang digarapnya ini bisa memperoleh
kesuksesan besar. Reza kerap menerima tawaran manggung. Namun sial bagi Dhani. Dia tak pernah mendapat bayaran resmi dari hasil manggung-nya Reza. Bayaran resmi hanya diterima Dhani ketika
mengerjakan album di awal saja. Selain itu, Dhani juga merasa sayang kalau kemampuan Maia tak dikembangkan. Dari
ketaktulusan inilah muncul gagasan yang brilian, untuk saat itu.
Pinkan,
Berani Mewujudkan Impian Menjadi Penyanyi
Pinkan sangat senang bernyanyi. Setiap
kali melihat penyanyi kafe, selalu terbersit keinginan untuk jadi seperti
mereka. Hal ini just because ingin
membantu ibunya dalam memenuhi kebutuhan harian. Pinkan sangat berhasrat ingin
membiayai sekolah kedua adiknya.
Dewi fortuna
ternyata berpihak kepadanya. Saat itu tahun 1998 ketika seorang
teman bernama Ifa, salah satu penyanyi di kafe yang sering didatanginya, bilang
kalau suara Pinkan bagus. Selain itu, Ifa juga menawari Pinkan bekerja sebagai penyanyi kafe.
Waduh, perasaan Pinkan senang bukan
kepalang. Ifa sepertinya tahu apa yang dipikirkan Pinkan.
Tanpa
menunggu waktu lama, Pinkan obrolkan tawaran ini kepada ibunya. Tadinya dia khawatir ibu bakal
marah dan melarangnya, tapi ternyata tidak. Sebaliknya,
ibu sangat mendukung. Beberapa hari kemudian Pinkan sudah menjadi penyanyi kafe bersama Nuansa Band di
Amigos Café.
Ternyata,
tidak semua orang senang dengan profesi barunya ini. Karena, selain jam kerjanya yang sampai lewat
tengah malam, citra pekerja penyanyi
kafe di masyarakat memang terlanjur cemar. Terlebih
saat itu Pinkan masih kelas 2 di SMA Cendrawasih, Cilandak, Jakarta Selatan.
Untunglah, ibu
selalu menghiburnya. Pinkan masih ingat saat ibunya bilang bahwa setiap orang punya mimpi yang bisa
didapatkan jika dikejar. Ibunya juga mengajari Pinkan untuk tidak takut melakukan sesuatu yang baik dalam
hidup. Ibunya memang luar biasa. Untuk membuat Pinkan percaya diri, selama beberapa waktu sangibu rajin
menemani putrinya menyanyi hingga tengah malam.
Pinkan pernah bernyanyi di hampir seluruh
kafe yang ada di Jakarta. Menjelang usia 19 tahun, karena kegigihan kerja dan
jam terbang yang lumayan, posisi Pinkan bisa
dikatakan mapan, sejajar dengan penyanyi kafe senior. Tentu saja posisi ini
berpengaruh pada bayaran yang diterimanya. Jika awalnya hanya menerima bayaran sebesar Rp
27.500 untuk menyanyi selama 3 jam, setelah posisinya setara dengan penyanyi kafe yang lebih senior,
bayarannya meningkat sepuluh kali lipat untuk sekali
tampil.
Meski kariernya sebagai penyanyi kafe terbilang sangat bagus, tapi Pinkan
tak merasa puas. Dia merasa masih bisa melakukan sesuatu hal yang lebih besar
dari sekadar penyanyi kafe. Pinkan ingin maju dan berkembang. Ingin go public. Akhirnya, dia mencari cara agar bisa mencapai keinginannya itu.
Mencari
Perhatian Dhani
Nama Dhani terlintas. Pinkan berpikir kalau Dhani bisa sukses mengorbitkan Reza Artamevia, pasti juga bisa mengorbitkan Pinkan. Dia ingin segera menemui Dhani, dengan cara apapun. Keinginan bertemu Dhani akhirnya disampaikan kepada teman dekatnya. Teman Pinkan tersebut memberitahukan
bahwa Dhani biasa nongkrong di Regal's Café di Pondok Indah Mall.
Saat yang ditunggu-tunggu
itu akhirnya tiba juga. Suatu hari dia melihat Dhani saat sedang ke mall tersebut. Tanpa pikir panjang, Pinkan menghampiri Dhani. Tanpa basa-basi juga dia meperkenalkan dirinya dengan
gaya manja.
“Halo mas, namaku Pinkan. Suaraku bagus. Aku mau dong
dibuatin album kaya Reza,” katanya mulai menyapa dengan berani.
“Sebagus apa suaramu?” Tanya Dhani dengan
tersenyum.
Dengan pede Pinkan bilang, “Bagus
banget, malah lebih bagus dari Reza.”
“Masa?” ujar Dhani tak percaya sekaligus menggodanya.
“Iya, malah sebagus Mariah Carey,” Pinkan berusaha meyakikan.
Pinkan memanfaatkan pertemuan singkat tersebut
dengan meminta nomor telepon Dhani. Dhani sebenarnya mudah dihubungi, hanya
saja karena dia pekerja keras, pekerjaan sering menyumbatnya.
Esoknya, Pinkan segera menelepon Dhani. Tak ada
cerita selain tanpa ditanggap. Berbagai alasan diterima dari pembantu Dani mengenai laki yang ingin dia mintai bantuan itu. Sedang
tidurlah, sedang pergilah, sakitlah, macam-macamlah pokoknya. Hingga di hari
kelima, Maia Estianty justru yang mengangkat
telepon Pinkan. Pinkan mengungkapkan maksudnya pada Maia. Dari percakapan keduanya, terlintas dalam hati Maia untuk mengajak Pinkan ikut serta dalam proyeknya. Proyek membentuk duo, satu vokalis dan
satu pemain kibor sekaligus pendukung vokal.
Pinkan sempat bingung karena targetnya adalah menjadi penyanyi solo. Dia ingin menikam jejak Mariah Carey dan Whitney Houston yang menjadi role singer baginya. Walakin tawaran itu tetap dia terima. Keesokan hari, Pinkan datang ke rumah Dhani dan Maia. Kata Maia Pinkan hendak diaudisi
dulu, namun belum selesai satu lagu, Dhani dan Maia sudah setuju. Setuju
menerima Pinkan ikut serta dalam proyeknya itu. Sejak itulah Pinkan beralih
pekerjaan dari penyanyi kafe di Jakarta menjadi penyanyi panggung
di pentas nasional.
Walakin Pinkan justru menemui jalan terjal tak terduga. Dia baru sadar bahwa membuat album
itu butuh waktu dan energi yang besar. Vokal Pinkan terus di-gejrot habis oleh pasangan musisi ini melalui backing vocal di Dewa 19. Jadwal manggung Dewa serta latihan
vokal yang diberikan oleh Dhani malah sangat
mengganggu jadwal kuliah Pinkan. Awalnya dia berpikir
bisa berjalan beriringan dengan kuliah. Tapi ternyata salah.
Akhirnya, kuliahnya di Jurusan Ekonomi Akuntasi Universitas Trisakti yang
sudah semester tiga ditinggalkan. Pinkan sempat memang merasa sayang saat hendak meninggalkan kuliah. Butuh perenungan matang. Dia masih
ingat susah payahnya dulu bekerja agar bisa kuliah. Tapi mau
bagaimana lagi. Daripada tidak serius, lebih baik uang kuliahnya digunakan untuk uang kuliah adiknya. Ibu pun tak mempersoalkan hal itu. Lagipula, bukan
tanpa maksud Sang Hyang Widhi mempertemukannya dengan Dhani dan Maia, walau dia memang mengupayakannya. Hidup memang sebuah perjuangan meskipun takdir ada.
Ngalap Berkah Idola Sepanjang Masa
Cukup menggandeng Pinkan, proyek Dhani dan Maia pun mulai
berjalan. Oleh Dhani, duet Maia-Pinkan diberi
nama Ratu. Dhani, yang sudah mentas melintas lama bersama
Dewa 19, justru tak memberi
nama Dewi pada duo yang diperkuat istrinya
itu. Padahal saat itu angka ‘19’
sedang ditanggalkan Dewa 19.
Dewa 19 menanggalkan angka ‘19’ sejak album Bintang Lima hingga Laskar Cinta.
Nama Ratu diambil dari alihbahasa Queen. Queen merupakan grup band paling digandrungi Dhani. Dia bahkan konsisten memperingati hari wafatnya Freddie Mercury setiap 05 September di
rumahnya dengan mengundang tiga sosok
terpenting baginya, mulai Andra, Ari, termasuk Maia. Dhani
gemar menyelipkan sesuatu yang terkait dengan segala yang digemarinya. Dhani melakukan hal itu demi ngalap berkah. Maia dan
Pinkan pun setuju menggunakan nama Ratu.
Konsep duo
yang diperkuat seorang yang ngotot, ialah
Maia, dan seorang yang nekat, ialah Pinkan, mulai disusun. Dengan mengadaptasi konsep duo dari Roxette (asal Swedia) dan Savage Garden (asal Australia),
mereka mulai menggarap bersama.
Maia yang memiliki kemampuan bagus dibiarkan oleh
Dhani untuk mengatur semua urusan Ratu.
Sementara peran Dhani hanya ‘konsultan’ saja setelah meletakkan pondasi
pada duo ini.
Maia memilih mengusung citra elegan sebagai gaya panggung Ratu. Wajar saja,
Maia adalah seorang perempuan maskulin. Namun keinginan Maia kalah dengan
pesona Pinkan yang centil. Khalayak pun kemudian lebih mengenal Ratu sebagai duo centil.
Mendapat pekerjaan baru,
Pinkan segera mengabari ayahnya
yang sudah pindah ke Manado.
Setelah ibu dan ayah mereka bercerai
saat usianya masih lima tahun, belum sekalipun Pinkan melupakan sang ayah. Terlebih sang ibu selalu berusaha agar tak melupakan sang ayah meski sudah berpisah. Ibunya Pinkan bahkan sangat ingin mempertemukan ketiga anaknya dengan ayah mereka. Sayang biaya masih menjadi kendala
utama.
Pinkan, yang mulai hidup berkecukupan, akhirnya bisa nyambangi ayahnya di
Manado tahun 2001. Rasa senang bukan kepalang dirasakan. Hubungan Pinkan dengan ayahnya memang tak terlampau
istimewa ketimbang dengan ibunya. Tapi
bagaimanapun juga, ketika sudah bertahun tak berjumpa,
selalu ada rasa istimewa. Walau tak serta merta menghapus luka dalam dada, pertemuan yang mewujud dari rindu terpendam sanggup
menghantam sukma terdalam.
Pinkan dengan gembira menceritakan kehidupannya yang sedang proses
menyelesaikan album bersama Ratu. Ayahnya
sangat senang mendangar kabar
tersebut. Mereka tak pernah putus berkabar, walau
cuma kabar singkat saja. Pinkan, selain
bisa membiayai kehidupan
ibunya, juga turut berbagi dengan ayahnya. Saat ayahnya sakit, dia turut menanggung biaya
perawatan ayahnya sebagai upaya lekas sembuh.
Berdua
Bersama Menghentak khalayak
Maia dan Pinkan bersusah payah bersama sejak awal. Mereka menggarap proyek
duo Ratu ini dengan serius. Beberapa orang yang lebih berpengalaman dilibatkan
selama proses penggarapan. Selain Dhani, terdapat nama-nama lainnya lagi, mulai
Bintang (bas), Denny Chasmala, Andra Ramadhan, dan Taras (gitar), Agil Cinere
(drum), Donni (suling), Sa'unine (string), dan Henry Lamiri (biola).
Maia berperan sebagai pengompos lagu selama prosesnya. Dia berhasil menggubah tujuh buah
lagu serta berhasil mengaransir tiga lagu terdahulu. Ada tiga jenis musik yang
dipakai dalam album perdananya, yaitu R&B, rock, dan pop. Jenis musik
seperti itu diakui Maia lebih fleksibel. Selanjutnya Maia mempermanis lagu itu
dengan sentuhan suara piano supaya ada unsur femininnya.
Sony Music Indonesia berhasil mereka gaet untuk melabeli album debutan
mereka. Jan Djuhana, Artist and Repertoir
Senior Director Sony Music Entertainment Indonesia, optimistis album Ratu
akan berbicara di pasar. “Konsepnya duo ini fresh
di tengah kejenuhan grup band pria,” kata Jan. Bagi Pinkan, meski peluncuran
album ini layak disyukuri, namun dia tetap menyimpan satu obsesi, “Saya ingin
tampil sebagai penyanyi solo di album dengan nama saya sendiri,” katanya.
Sempat dirisak khalayak dengan anggapan pasangan Dhani-Maia mengekor
Anang-Krisdayanti, Maia membantah. “Aku nggak
mengekor kesuksesan dan Anang yang suami
istri sama-sama bikin album. Kebetulan aku baru mulai sekarang. Dhani memang
baru memberi aku waktu saat ini, dimana anak-anak sudah besar dan aku bisa
merintis karier di musik,” ujar Maia dengan nada tegas. Urusan keluarga dan rumah tangga, Dhani cenderung
konservatif ketimbang Maia.
Maia mengakui dengan jujur kalau dia tak bisa
membaca not, begitu juga Dhani. “Nah, waktu aku coba-coba bikin satu lagu dan
jadi, Dhani kaget. Dia bilang ‘Wah ternyata
kamu kok pintar bikin lagu!’ Itu saja.
Boleh percaya boleh nggak, itulah pujian pertama Dhani untuk saya,” lanjut Maia
tersenyum.
Untuk menguatkan pernyataan Maia, Dhani pun tak banyak ikut campur. Dia percaya Maia punya talenta. Alasan yang lebih kuat barangkali perjuangan berat yang dihadapi Dhani saat itu adalah
melanjutkan Dewa 19 yang sempat memasuki masa kuldesak.
“Kalau bisa ditulis di sampul kaset, mungkin peran saya lebih tepat sebagai
konsultan karena konsep dan pengerjaan album dilakukan semuanya oleh istri
saya. Saya hanya menyediakan infra struktur fasilitas studio dan manajemen
artisnya,” papar Dhani di Kantor Sony Music Entertainment, Jakarta, 21 Januari
2003.
“Saya sengaja tidak menciptakan lagu baru untuk Ratu, karena saya yakin
tujuh lagu Maia akan menjadi hit. Mubazir kan kalau saya ciptakan lagu hit
lagi. Nanti di album kedua mungkin saya akan sumbang lagu baru,” lanjut Dhani
yang seperti biasanya selalu percaya diri dalam memberikan komentar.
Keberhasilan merilis album pertama bagi Maia dan Pinkan menjadi hadiah
manis untuk milad ke-27 Maia. Album Bersama, yang menjadi judul album
perdana ini, tepat dirilis enam hari sebelum milad-nya. 10 lagu berhasil mengisi album perdana ini, dengan tujuh
lagu baru serta tiga lagu terdahulu.
Album Bersama mendapat sambutan
hangat. Angka penjualan sebanyak 250 ribu keping asli berhasil mereka tembus.
Belum lagi keping bajakan. Tak sekedar meramaikan pasaran, Ratu juga berhasil meperkaya dan memberikan warna baru di blantika
musik Indonesia yang didominasi laki. Melalui album ini, mereka mendapat
apresiasi dalam Clear Top Ten Awards 2003
sebagai Pendatang Baru Terbaik. Ratu
juga dinobatkan sebagai Artist of the
Year dan Group Artist of The Year
oleh MTV Ampuh tahun 2003.
Setelah sukses dengan album pertama mereka, Maia dan Pinkan mulai menggarap
album kedua Ratu yang direncanakan selesai pada tahun 2004. Akan tetapi
menyusul keberhasilan menggelinjang, justru mereka dihantam gelombang. Pinkan
resmi mengirimkan surat pengunduran diri pada 12 Oktober 2004. Dua hari kemudian, dengan ditemani Maia, Pinkan mengumumkan pengunduran
dirinya ini di de Basic Cafe, kawasan Melawai, Jakarta.
Tak ada yang bisa memastikan pertiswa dibalik undur dirinya Pinkan. Orang
yang terlibat pun tak ada yang mau buka suara hingga sekarang. Apalagi
perpisahan Maia dan Pinkan dalam duo Ratu berjalan baik-baik, tak terlampau
dipermasalahkan keduanya, tak berujung pada saling serang antar keduanya.
Ada yang menganggap bahwa Pinkan terlalu terkekang ketika berkarir di Ratu.
Dhani dan Maia disangka terlalu ikut campur dalam masalah pribadi Pinkan. Ada
juga yang menganggap bahwa kehamilan lima bulan tanpa kejelasan tuan menjadi
alasan utama. Apapun alasannya, yang jelas Pinkan undur diri, meninggalkan Maia
sendiri. Dia juga sedari awal berhasrat
menjadi penyanyi solo, bukan bagian dari grup, meskipun grup duo.
Pada saat Ratu oleng, tersiar
kabar kalau Maia bakal ditandemkan dengan Agnes. Agnes di awal karirnya sangat
dekat dengan Dhani. Malah keduanya merilis single
bersama dan memiliki label rekaman sama (Aquarius Musikindo). Secara pribadi
pun, Agnes memiliki hubungan khusus dengan Dhani. Namun kabar ini buru-buru
dibantah keduanya, baik Maia maupun Agnes.
“Ratu tetap. Dhani itu punya proyek lain sama Agnes,” tegas Maia “Konsepku
penyanyi solo, jadi nggak mungkin
gabung atau direkrut ke sebuah grup,” tanggap Agnes.
Meskipun hanya tinggal sendirian, Dhani dan Maia berkomitmen bersama agar
Ratu tidak akan dibubarkan. Dengan mempertahankan konsep utama, yakni duo,
keduanya bahu-membahu agar Ratu bisa menjadi No. Satu.
Memburu Hingga Selatan Jakarta
“Diet, pergilah kamu ke selatan,” ungkap Dhani pada Didiet. Didiet yang
dimaksud di sini adalah Dididet Dada, manajer Dewa 19 dari awal hingga 2004
sebelum digantikan (alm.) Irwan Setyobudhi (Iwan Nduth). Selatan yang dimaksud
adalah Kota Kembang, Bandung.
Dhani meminta Didiet ke selatan guna membantu mencarikan pasangan untuk
Maia yang masih sendirian sesudah ditinggal Pinkan. Maia sendiri juga sedang
getol-getolnya mencari pasangan lagi. Dhani dan Maia tetap berhasrat
melanjutkan keberadaan Ratu dengan konsep awal, sebagai duo ala Roxette dan
Savage Garden.
Maia sempat mengajak beberapa penyanyi yang sudah tampil di depan publik
untuk ikut serta sebagai tandem-nya.
Sayang belum juga ada yang bisa ditahbiskan sebagai tandem perempuan beranak tiga laki ini. Untuk sementara, Maia
menggaet Theodora Meilani Setyawati alias Tia AFI (Akademi Fantasi Indosiar)
sebagai tandem-nya sembari menanti
siapa pasangan berikutnya. Duet Maia-Tia dalam duo Ratu hampir diproklamirkan
andai tak terkendala kontrak Tia dengan pengadaptasi La Academia (Mexico) itu masih berlaku hingga Desember 2005.
Kepergian Didiet ke selatan membuahkan hasil. Didiet pulang ke Jakarta Selatan dengan membawa oleh-oleh berupa satu kandidat
yang dianggap bisa nyetel dengan
Maia. Biar tak membeli kucing dalam karung, Maia lalu diam-diam datang ke satu
acara Barbados Cafe. Jl. Kemang Raya No. 68, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan,
12730. Kedatangan Maia ke sana pada Desember 2004 secara khusus untuk
menyaksikan sosok yang sangat disarankan oleh
Didiet.
Menyusun
ulang mengusung perubahan
Bukan sembarang orang memang yang dicari Maia. Bukan hanya karena suara
‘sengau’ khas Pinkan sulit dicari padanan, juga keinginan Maia memanfaatkan
kesempatan dalam kesendirian untuk melakukan perubahan. Ratu, yang semula lebih
terasa R&B, ingin diubah Maia cenderung ke rock. Maia memang sejak awal lebih tertarik dengan rock ketimbang R&B. Hanya saja, demi
menyesuaikan diri dengan Pinkan, dia mau
memendam untuk lebih mengelaborasi suara Pinkan.
Maia bahkan nyaris mengubah konsep utama duo Ratu. Dari yang semula
pasangan vokal dan kibordis, menjadi pasangan vokal dan gitaris. Duo seperti
ini pernah diperagakan oleh Ahmad Albar (vokalis God Bless) dan Andalas Datoe
Oloan Harahap alias Ucok Harahap (vokalis AKA Band) pada 1977-1978. Bedanya
selain jenis selakangan mereka, juga pilihan jenis tandemannya. Bukan perpaduan
dua vokalis utama walakin vokal dan pemain instrument
yang turut mendukung vokal.
Dhani menambahi sentuhannya dengan batasan yang lebih ketat. Pasangan Maia,
harus feminin, sebagai pengimbang Maia yang maskulin. Perpaduan feminin yang
ditonjolkan berpadu dengan maskulin yang ada di belakang dianggap bagus untuk
menafsirkan Ratu. Kepribadian Ratu (queen)
sendiri bisa terbentuk ketika perempuan bisa memadukan jiwa feminin (goddess) serta maskulin (mistress) yang ada pada dirinya. Konsep
ini belakangan menjadi pondasi The Virgin bikinan Dhani, sesudah Ratu bubar.
Kepergian Didiet ke selatan yang dilanjutkan kepergian Maia ke selatan
Jakarta kemudian ditindaklanjuti. Maia langsung mengundang Mulan untuk ikut
audisi vokalis Ratu di rumah Maia. “Saya langsung dipanggil untuk audisi.
Beberapa jam setelah itu saya langsung diberitahu kalau saya terpilih sebagai
salah satu kandidat,” tutur Mulan. Tentu saja kesempatan ini tak disia-siakan
Mulan. “Ketika bertemu Mulan saya seperti bertemu pacar baru. Begitu melihat
langsung suka. Langsung jatuh cinta,” ungkap Maia menggambarkan perasaannya
saat pertama berjumpa Mulan.
Tak hendak
membajak
Ketika Maia merasa cocok dengan Mulan, ada satu kendala yang serupa seperti
saat ia hendak memakai Tia. Mulan masih terikat kontrak dengan Dimensi band.
Bedanya jika dengan Tia, Maia memilih meninggalkan dan membiarkan Tia
melanjutkan sendiri, dengan Mulan, Maia justru memilih menunggu. Takdir memang
ada. Peristiwa serupa tak serta merta ditanggapi dengan cara sama. Lagipula
kalau Tia harus ditunggu tanpa kepastian hingga akhir 2005, dengan Mulan justru
lebih singkat.
“Saya nggak pernah membajak Mulan dari band-nya.
Saya tanya, kamu selesai kontrak kapan. Dia bilang Desember. Saya bilang oke.
Akhirnya baru pada Januari kami intens bertemu lagi,” terang Maia.
Mulan kemudian melanjutkan ajakan Maia pada Januari 2005. Mereka ibarat
pasangan kekasih saat itu. Tak sekedar melakukan penjajakan dengan berbagi
pandangan untuk memadukan, juga berbagi kisah dengan memperkenankan Mulan
tinggal di rumah Maia selama sebulan.
“Saya ajak dia tinggal di rumah. Saya ingin mengenal lebih jauh. Selain
vokal, saya mau tahu juga kepribadiannya. Dan lewat berbagai pertimbangan,
masukan dari teman-teman dan sahabat, akhirnya saya memutuskan untuk mengontrak
dia. Dia memenuhi semua kriteria vokalis ratu. Suaranya oke, penampilannya
lihat sendiri, kepribadiannya juga bagus,” tutur Maia. Cara seperti ini
kemudian digunakan oleh Dhani saat Maha Dewi ditinggal Tata dengan meminta Gwen Priscilla tinggal serumah selama
beberapa waktu dengan Purie.
Kontrak Mulan dengan Ratu ditandatangani akhir Januari 2005. Agar kejadian
Pinkan yang hengkang dari Ratu tak terulang lagi, Maia mengantisipasinya dengan
membuat sederet peraturan. Peraturan rincinya tak disebutkan Maia, yang jelas
menurut Maia peraturannya wajar dan tidak saling memberatkan. Walau demikian,
baru pada April 2005 Mulan diperkenalkan kepada khalayak sebagai vokalis Ratu.
Perkenalan tersebut dihelat pada Kamis 07 April 2005 di Hard Rock Cafe, Jl.
Jend Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan, 5922. “Hari ini diresmikannya. Saya
meresmikan di depan teman-teman wartawan,” kata Maia saat memperkenalkan Mulan,
“Mudah-mudahan, sampai bubarnya Ratu nanti ya personelnya ini. Doakan saja”
pungkas Maia sekaligus menjadi doa pertamanya yang nantinya terwujud.
“Albumnya akan lebih rock.
Instrumen gitarnya lebih kuat. R&B nya mungkin akan hilang,” paparnya.
Selain berganti formasi, Ratu juga berubah arah dari R&B menjadi rock. Formasi baru Ratu rencananya
hendak merilis dua lagu tunggal pada Mei 2005, dan dilanjutkan merilis album
penuh akhir tahun yang sama.
Perlintasan perubahan Wulan
Mulan terlahir dengan nama Raden Terry Tantri Wulansari di Garut, Jawa
Barat. Dia lahir dari pasangan R HE
Komar dan (Almh.) Titi Aisyah pada 23 Agustus 1979. Mulan mengawali karier dari
penyanyi kafe dan pernah tergabung dalam beberapa band seperti Swara Coustic
(atau Swarakustik), Bandung All Star, dan Dimensi Band. Mulan yang memiliki
kegemaran masak ini sangat menggandrungi Alicia Keys, Sting, Gwen Steffani,
hingga Ashley Simpson.
Dari pekerjaan sebagai penyanyi inilah Muan pertama berjumpa Harry Indra Nugraha. Pertemuan Mulan dan Harry terjadi
saat keduanya tergabung dalam band kafe Swara Coustik. Harry adalah pemain bass
sementara Mulan adalah vokalisnya. Keduanya lalu menikah awal tahun 1999. Saat
itu usia Mulan belum genap 20 tahun sekaligus
menjadi debut Mulan berciuman dengan laki. Pernikahan ini membuahkan
dua orang anak, Tyarani Savitri dan Muhammad Rafly Aziz.
Sayang Mulan harus menjanda pada 2005 saat berada dalam perlintasan
karirnya sebagai penyanyi. Karir Mulan menuju berkibar ketika rumah tangganya
menuju bubar. Hanya saja, baik Harry dan Mulan, tak terlampau mempermasalahkan
perceraian mereka. Keduanya masih memiliki hubungan baik hingga sekarang.
Menghentak
khalayak bersama kawan-kawan
Rencana untuk segera merilis dua lagu tunggal pada Mei 2005 gagal. Proses
pengerjaannya mengalami kemuluran waktu. Rencana tersebut baru mewujud tiga bulan kemudian, itupun
hanya satu lagu baru. Satu lagu lainnya berupa daur ulang. Meski hanya satu
lagu tunggal yang baru, melalui album kompilasi Ratu & Friends, Ratu berhasil menggelinjang dengan riang. Maia
tampil dengan nama panggung Maia Ahmad dan Mulan tampil dengan sebutan Mulan
Kwok.
Album Ratu & Friends seakan
menjadi album penipuan. Pasalnya album kompilasi ini didaku sebagai album
kompilasi yang dirilis Ratu. Namun hanya terdapat satu lagu milik Ratu saja.
Malah hanya terdapat dua lagu yang dilanggamkan duo Ratu sesudah hidup baru
itu. Teman Tapi Mesra menjadi langgam
andalan mereka.
Satu lagu yang mereka dendangkan ialah Di
Dadaku Ada Kamu, daur ulang milik Vina Dewi Sastaviyana Panduwinata.
Keduanya dibuatkan pula video klipnya. Selainnya, terdapat lagu Akhir Cerita Cinta (Glenn Fredly), Kau (Ello feat. Glenn Fredly), Cinderella (Radja), Jadikan Aku Raja (ADA Band), Why
Do You Love Me? (Erwin Gutawa feat. Rio Febrian), Rahasia Hati (Element), Rum
Raisin Chocolate Ice Cream (Ten 2 Five), Hanya Dirimu (Dygta feat. Meda), Temani Aku (Sheila On 7), dan Patah
(Padi).
Hebatnya, album ini sukses besar dengan penjualan hingga 400 ribu keping,
membuahkan penghargaan double platinum
bagi duo tersebut. Apresiasi tersebut diberikan oleh Managing Director SONYBMG
Toto Widjojo dalam acara yang digelar di Hard Rock Café, Jakarta, Kamis 01 Juni
2006. Walau semula Teman Tapi Mesra
hanya menjadi karya yang digunakan untuk menyapa penggemar, justru dari lagu
tunggal ini Ratu panen besar di pasar.
Berjaya
bersama TTM
Teman Tapi
Mesra seketika menjadi hit besar, tak hanya di Indonesia, tetapi hingga
Nusantara. Lagu tersebut bisa dinikmati kalangan dewasa hingga anak-anak dan
banyak diminati di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. TTM, akronim Teman Tapi Mesra, kemudian menjadi
istilah terkenal untuk menyebut interaksi intim tanpa ikatan pacaran.
Maia berani menggunakan kata-kata yang sudah terkenal dulu sebagai judul
lagu tunggal. Dia tak takut dengan bayang-bayang
keterkenalan sebelumnya. Maia mengikuti kebiasaan Dhani, yang beberapa kali
menyuntikkan kata-kata yang sudah terkenal lebih dahulu ke dalam lagu.
Dalam lagu Kuldesak misalnya,
yang dirilis dari duet Dhani-Andra, hanya mengalihbahasakan surat al-Fatihah.
Duet Dhani dengan Chrisye dalam Jika
Surga dan Neraka Tak Pernah Ada, juga disuntikkan wacana Rabi’ah
al-Adawiyah. Lagu terumit Dewa 19 sebelum muncul Bukan Cinta Manusia Biasa, yaitu Persembahan Dari Surga, pun sekedar mengulang alihbahasa surat
al-Fiil.
Sebelum menjadi judul lagu, TTM terkenal, terutama bagi penggemar interaksi
melalui media elektronik, misalnya SMS dan software
Mig33. TTM menjadi sebutan untuk
mereka yang perkenalannya melalui media elektronik berbuah interaksi intim.
Interaksi intim, walau tak didahului pertemuan, tak sebatas obrolan permukaan.
Juga hingga merasuk ke ranah yang lebih dalam. Dari sini muncul keinginan
melakukan pertemuan fisik. Pertemuan fisik ini bisa disebut nge-date, kopi darat, atau ketemuan. Mereka yang debut pacaran pada tahun 2004 tentu tak asing dengan pola seperti ini.
Pola ‘baru’ saat itu mengimbangi pola sebelumnya berupa perkenalan
langsung, baru ditindaklanjuti melalui interaksi lebih dalam. Pola ‘baru’ yang
biasa di-nyinyirin oleh orangtua
lantaran sebagai gambaran ke-cemen-an.
Walau dulu dihina, tapi ‘lulusan’ pola ini justru kini menyaksikan ke-cemen-an yang lebih kentara sesudah
generasi Friendster berkembang pesat
di jagad.
Di tengah demam TTM-nya Ratu, sinema Inikah
Rasanya, juga sempat memunculkan episode berjudul sama. Namun episode Teman Tapi Mesra di Inikah Rasanya diakronimkan dengan TIM, bukan TTM. Serta TIM
kalah berkibar ketimbang TTM.
Mapan Meruntuhkan
dominasi laki
Keberhasilan dengan TTM menghantarkan Ratu menjadi grup musik beranggotakan puan yang sukses mapan. Selain berhasil menjual ratusan ribu keping asli (belum bajakan),
penjualan nada sambung yang mulai trend
saat itu mampu mencapai lebih dari satu juta kopi.
Tak kalah
fenomenal, kemunculan Ratu memberikan
pengaruh pada generasi saat itu. Mereka juga berhasil memperkaya blantika serta mewarnai pasaran yang masih
didominasi laki. Tahun 2009, copyright
Teman Tapi Mesra dibeli oleh
LadyLike, sebuah band wanita asal Swedia dan dirilis dalam bahasa Inggris
dengan judul Dreaming of the Time
untuk pasaran Eropa.
Maia bersama Ratu kemudian tampil satu panggung dengan suaminya yang
bersama Dewa 19. Keduanya tampil bersama dalam panggung ‘pulang kampung’ yang
dihelat di Lapangan Parkir Timur Plaza Surabaya, 06 November 2005. Sementara
Dewa 19 tampil dengan kostum putih-putih (Dhani memakai surban), Ratu tampil
dengan perpaduan tomboy (Maia) dan centil (Mulan).
Di konser tersebut, Ratu tampil dengan membawakan lima buah lagu. Mulan
menunjukkan kebolehan menyanyinya dengan membawakan tiga judul lagu yang
sebelumnya dibawakan Pinkan, Kita Tidak
Sedang Bercinta Lagi, Jangan Bilang
Siapa-Siapa, dan Aku Baik-Baik Saja.
Mereka juga tampil dengan lagu Di Dadaku
Ada Kamu serta Teman Tapi Mesra
yang menjadi lagu penutup Ratu di konser itu.
Ratu kemudian menerima tawaran menggelar konser. Hanya saja dalam konser
tersebut, Ratu tak sendirian. Bukan bertandem di panggung dengan Dewa 19,
walakin disejajarkan dengan Radja, yang juga sedang menanjak saat itu. Rock in Love menjadi tajuk konser Ratu
dan Radja di 40 kota di Indonesia yang dimulai dengan konser di Jakarta Convention
Center pada 20 Februari 2006.
Menjadi No.
Satu
Semua kesibukan tersebut membikin angan Maia untuk merilis album penuh pada
akhir 2005 harus mengalami penundaan. Ratu era Maia-Mulan baru berhasil merilis
album penuh pada 22 Mei 2006, empat hari jelang milad ketigapuluhempat Dhani. Mereka kembali menyentak walau demam
TTM belum temaram. Album ini diberi judul No.
Satu karena selain di dalamnya memuat lagu berjudul sama, juga sebagai doa
Maia supaya Ratu menjadi nomor satu
selalu.
Seperti album Ratu terdahulu, sebagian besar lagu dikompos oleh Maia. Dhani
menyumbangkan tiga buah lagu di album yang bergerak di jalur pop rock ini, yaitu Semakin Hari Semakin Cinta, Lelaki
Yang Ku Mau (Jazz Up Your Life), dan No.
Satu. Sementara Mulan dilibatkan dalam penulisan lagu Seribu Cinta. Penggarapan album ini juga melibatkan Surendro
Prasetyo (Yoyo Padi), Denny Chasmala, Stevie Morley Item (Deadsquad dan Andra
and The BackBone), serta Bintang.
Keseluruhan album ini dinyanyikan oleh vokal serak-basah Mulan, kecuali di
lagu Lelaki Buaya Darat, yang turut
memadukan suara Maia sebagai lead singer.
Lelaki Buaya Darat (LBD) lahir
sebagai hit dari album ini. Mereka berhasil menyebarkan racun pesonanya lebih
daripada sebelumnya. LBD memiliki lirik unik, diisi suara serak-serak khas
Mulan yang berpadu dengan suara merdu Maia, dengan pas menohok para kaum laki.
Boleh dibilang inilah kelebihan Ratu dalam melempar jargon-jargon khasnya.
Maia menggarap LBD sejak dua tahun sebelumnya, saat masih bersama Pinkan.
Banyaknya puan yang tertipu oleh laki hidung belang menjadi inspirasi Maia
dalam lagu lugas yang dilanggamkan dengan nakal, menggoda, dan bikin gemas.
“Daripada saya bikin laki-laki bangsat, nggak mungkin kan? LBD kayaknya lebih
sopan,” kata Maia.
Sisi feminin Ratu ditamppakkan melalui lagu ballad manis berjudul Dear
Diary. Lagu yang juga menjadi hit seperti LBD ini menjadi semacam benang
merah perlintasan perubahan dari Pinkan ke Mulan. Rasanya serupa dengan Salahkah Aku Terlalu Mencintaimu yang
menjadi hit saat Ratu masih bersama Pinkan.
Ratu Sejagad sebelumnya
dipopulerkan oleh Vonny Sumlang pada awal 1980-an. Aransirnya yang terdengar
lebih segar cocok dengan cengkok suara Mulan yang bisa meliuk-liuk genit
seperti kelakuannya di atas panggung.
Lagu Teman Tapi Mesra disertakan
kembali di dalam album penuh ini. Biar terasa ada pembaruan, disertakan pula Teman Tapi Mesra versi piano Selain Teman
Tapi Mesra, mereka juga menyertakan kembali Di Dadaku Ada Kamu yang menjadi dua lagu aransir ulang terdahulu
bersama Ratu Sejagad.
Doa Maia mewujud. Album ini pun kembali
mendulang sukses dengan mencetak rekor penjualan 200.000 keping hanya pada hari
pertama perilisannya. Di pekan pertama
perilisannya album ini telah sukses terjual hingga 500.000 kopi. Memecahkan
rekor penjualan album grup wanita di Indonesia. Sebuah prestasi yang sangat
membanggakan.
Ratu yang setahun sebelumnya tak hanya dikenal di Indonesia, tapi juga
Nusantara, sempat mendapat sumbatan di tengah prestasi membanggakan ini. Lagu
andalan mereka, Lelaki Buaya Darat,
sempat dicekal di Malaysia. Dalam budaya Malaysia, memadukan kata ‘lelaki’ dan
‘buaya darat’ dalam satu kalimat berarti menyamakan laki dengan binatang.
Alhasil, stasiun radio di tanah Melayu itu sempat menolak sejenak memutar lagu
andalan itu.
Ratu sempat berniat mengganti judul lagu tersebut menjadi Lelaki Kayu Tige untuk bisa merambah
seluruh pasar Nusantara. Namun niat ini tak jadi dilakukan. Pihak Malaysia
akhirnya menyesuaikan dengan budaya Indonesia, yang menjadi tempat asalnya
Ratu. Mereka pun akhirnya mau memutarnya juga di stasiun radio mereka. “Tadinya
ditolak, eh tapi kok akhirnya mereka mau mainin juga,” ujar Maia sambil ketawa.
Dengan formasi baru itu, Ratu lebih menggelinjang ketimbang sebelumnya.
Mereka pun kerap menghiasi pentas hiburan. Masa kejayaan yang ironisnya membuka
luka menganga tanpa berkesudahan.
B.Sl.Pa.211049.37.260716.12:08