— reliving my Amber Chia fascination
Amber Chia [谢丽萍] adalah manusia keren dalam
menghadapi era kekinian yang penuh
suasana persaingan terutama kedisinian.
Era kekinian dan kedisinian sulit sekali menghasilkan legenda: sosok pengolah rasa
manusia yang memiliki pesona tanpa sirna melintas batas nalar terliar.
Artist
dan product baru memang datang bergantian,
sebagian hilang kemudian, sebagian melanjutkan rekam jejak keberhasilan,
walakin Amber termasuk pengecualian. Amber sanggup bertahan di tengah artist dan product baru yang menyerbu arena persaingan.
Amber mulanya
adalah gadis desa dari wilayah pinggiran Teluk
Intan. Dia
lahir pada 14 Desember
1981 dan ditumbuhkembangkan di lingkungan
nelayan. Setelah merasa memiliki passion dan obsession dia
memberanikan diri merantau ke Kuala Lumpur. Di ibukota
Malaysia, setelah sempat menjadi kasir ranah
modeling kemudian Amber
sisir.
Dari ranah
inilah namanya mulai dikenal oleh masyarakat umum. Amber memulai
kiprahnya dalam ranah modeling di usia 17 tahun. Karier
Amber mulai mekar setelah dia
memenangkan Guess Watches Timeless Beauty Contest pada tahun 2004. Di ajang
ini, Amber mengukir rekor sebagai model pertama asal Asia yang memenangkannya.
Dari catatan
gelar inilah Amber mulai menghentak khalayak. Banyak pihak mendekatinya meminta kesedian Amber untuk menjadi
sampul majalah, menjadi pemeran film, mengisi acara televisi, serta diundang
untuk menjadi pengisi acara-acara lainnya. Kehadiran Amber memberi rasa gembira,
hingga tak
sedikit yang rela
menggelontorkan
banyak dana demi
menghadirkannya.
Amber mulai berhasil melaju terus
tanpa henti sepanjang menggelinjang. Amber terus berbuat untuk menghibur yang papa dan mengingatkan yang mapan
dengan cara yang bisa dia lakukan.
Semenjak memasuki gerbang pentas
hiburan, Amber tak lelah berjuang untuk terus mengayuh perjalanan.
Perjalanan Amber tak selalu disertai keinginan melawan
arus. Kadang dia juga mengikuti arus.
Amber hanya mengikuti nuraninya, yang ada kalanya tampak mengikuti arus, bisa
juga melawan arus, atau membuka arus baru.
Amber hanya mengikuti nurani tanpa
ada pencapaian yang dicari. Dia mentas
tanpa mencari pencapaian namun tak lelah berjuang. Di-reken sukses atau tidak dalam pencapaian bukan urusannya, yang
merupakan kesukesannya hanyalah tak lelah mengayuh secara terus-menerus.
Sebagai sosok yang menyedot perhatian kerumunan, satu sisi Amber sangat dicinta laiknya
Mûsâ bin Amram [ ٰمُوسَى atau Moses] saat berhasil menyelamatkan muruah bangsa
Israel setelah diinjak bangsa
Mesir. Satu sisi dia
begitu dibenci seperti Fir’aun [فرعون atau Pharaoh] era Mûsâ sebagai pencetak
catatan kelaliman luar biasa.
Apapun semat yang diberikan padanya,
yang jelas Amber bukanlah Mûsâ maupun Fir’aun era Mûsâ. Segala pujian dan kata
sanjungan tak membuatnya melayang seperti halnya segala hinaan dan caci maki
tak membuatnya tumbang.
Amber mengerti
bahwa dampak mementaskan diri sebagai penghibur adalah segala perkara maupun
peristiwa yang berkelindan dengannya tak bisa dilepaskan dari sorotan media,
media massa dan media sosial. Sorotan yang membuatnya gagah berdiri sebagai
sosok yang dicintai sekaligus dibenci.
Segala semat yang dialamatkan pada Amber tak membuatnya berhenti meniti tatanan
dan menata titian. Sebagian orang memandang puan ini bukanlah sosok istimewa
sehingga tak pantas untuk dikagumi. Memang tak ada yang istimewa dari seorang Amber
Chia.
Amber Chia memang manusia biasa yang tidak istimewa.
Dia butuh makan, minum, maupun tidur. Dia juga bisa bisa berpeluh lelah,
berkeluh kesah, merasa bad mood
menghadapi serbuan orang, dsb dst.
Meski begitu, Amber tetaplah sah-sah saja menjadi sosok
yang dikagumi. Bukankah salah satu perkara yang membuat persembahan dari surga Muhammad shallallahu’alaihiwasallam
asyik dikagumi adalah karena dirinya mementaskan keseharian sepertihalnya
manusia biasa?
Puan pemilik 30B ini mementaskan kesungguhan untuk
bisa menjadi manusia seutuhnya. Dia mengelaborasi perasaannya agar kehadirannya
memberi rasa gembira diserta kepedulian merawat kepantasan penampilan badan. Semua
ini dilakukannya dengan kesadaran bahwa sebagai personal dirinya adalah bagian
dari komunal.
Sebagai manusia, Amber memiliki dua kepribadian
berlawanan, mistress dan goddes. Kepribadian mistress yang dipentaskannya dengan perilaku fearless selaras dengan perilaku kenes kepribadian goddes yang dimiliki.
Dua sisi berlawanan yang ada dalam setiap jiwa manusia
biasa ini sanggup dipadukan sekaligus oleh Amber dengan bagus. Kesanggupan
memadukan dua sisi berlawanan membentuk dirinya menjadi sosok queen.
Kesungguhan melakoni keseharian dengan mementaskan laku
seperti itu membuat Amber tak salah mendapat semat sebagai manusia paripurna.
Manusia yang layak di-tiru
(menginspirasi) dan pantas di-gugu
(memotivasi) oleh generasi
saat ini dan saat nanti.
Karena Amber adalah manusia biasa, maka tak sulit bagi
manusia lainnya untuk menikam rekam jejak yang telah dijalani oleh seorang Amber
Chia. Tak harus menikam rekam jejaknya sebagai penghibur, walakin mengikuti
semangatnya untuk tak lelah mengayuh perjalanan.
Mengayuh... mengayuh... mengayuh perjalanan... saling
mengapresiasi kesamaan dan menghormati ketidaksamaan... “You say God give me a choice...” seperti lantun Queen dalam Bicycle Race.
Amber tak lelah terus mengayuh perjalanan untuk
menciptakan sejarah baru. Penciptaan sejarah yang ditata sedemikian ciamik
serta diperindah sedemikian apik. Sebagai pencipta sejarah baru [الخالق], Amber
memiliki keagungan laku [المتكبر]. Keagungan bukan untuk menyombongkan diri
pada liyan melainkan keagungan untuk
mengatasi masalah yang pasti selalu muncul.
Keagungan laku yang membuat dirinya tumbuh sebagai
sosok agung tanpa pernah mendung. Setiap
masalah yang muncul berhasil diatasi. Semua masalah ada solusinya meski semua
solusi itu ada masalahnya juga. Keberhasilan mengatasi ragam macam permasalahan
yang membuat nama Amber dengan gagah [الجبار] berada dalam jiwa pengagumnya.
Pilar-pilar ketertaan berhasil dibangun dengan malar
oleh keperkasaan [العزيز] puan ini. Sebagai penata, Amber juga sekaligus
terlibat sebagai pengatur [المهيمن]. Pengaturan tatanan yang membuat dirinya
mempunyai antisipasi dalam setiap ketidakstabilan yang dialami hingga tetap woles saat badai dihadapi.
Penggemar Arsenal ini memiliki kelihaian memahami
segala kondisi yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui [عالم الغيب
والشهادة]. Pemahaman yang menumbuhkan jiwanya sebagai pengasih [الرحمن] dan
penyayang [الرحيم]. Kasih-sayang yang ditumpahruahkannya tanpa pilih kasih
hingga terjalin ikatan dengan lingkungan.
Ikatan yang membuat Amber mendapat semat sebagai queen [الملك] tanpa pernah meminta
dengan penuturan kata-kata. Amber menjelma sebagai sosok yang menjalankan
sesuatu seperti seharusnya tanpa dilandasi kecenderungan maupun kepentingan
yang melawan nurani liyan [القدوس].
Penjelmaan yang membuatnya mudah menjadi penebar
keselamatan [السلام] hingga sanggup menjadi pembangun kepercayaan [المؤمن].
Kepercayaan yang membuat bangunan angan Amber menjadi teratur hingga bisa pulas
tidur. “Makan enak dan tidur nyenyak”, alihbahasa dari “mangan enak turu kepenak”. Satu prinsip yang diajarkan oleh para
leluhur bangsa Jawa.
Amber menjalani keseharian seperti Ali bin Abi Thalib
[علي بن أﺑﻲ طالب] dan A'ishah bint Abi Bakr [عائِشة بنت أبي بكر]. Mereka
sama-sama menjadi sosok yang sangat dicintai oleh sekerumunan dan begitu
dibenci oleh sekerumunan lain.
Sebagai sosok
yang dipuja sedemikian rupa oleh sebagian orang [عين الرضا عن كل عيب كليلة]
serta dinista sedemikian rupa oleh selainnya [عين السخط تبدي المساويا], Amber sanggup
membikin manusia saling menyapa satu sama lain lantaran sama-sama merasa sama
sebagai manusia.
Tidak semua orang sanggup menarik perhatian kerumunan
seperti dilakukan oleh Amber. Membuat tak sedikit orang merasa waktunya luang
untuk menjadikan Amber sebagai bahan perbincangan. Satu rekam jejak yang patut
diapresiasi lantaran saling menyapa adalah satu cara jitu untuk merawat titik
temu antar sesama manusia.
Seperti
diungkapkan nama besar sebelum Amber, Master
Mister Immortal Commander Muhammad [محمد] shallallahu'alaihiwasallam sang kirana azalea bahwa menyapa adalah
senjata manusia beriman [الدعاء سلاح المؤمن]. Satu pernyataan yang diabadikan
oleh Madonna Louise Veronica Ciccone melalui Like a Prayer.
Amber
tetaplah Amber, yang terus melangkah tanpa bisa dituturkan melalui kata dan
aksara sepenuhnya. Karena wanita memang sulit dimengerti, dan tak pernah salah
sama sekali.
“I'm a model in every sense of the word. I love what I
do, and I do what I love. My passion for the runway is only rivaled by my
passion for being in front of the camera lens.”
— Amber Chia [谢丽萍]
Bandung
15 Desember
2016
16:43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar